HOT

iklan idul adha

Serangan Iran Tembus Iron Dome, Indonesia Belum Siap Hadapi Serangan Rudal Balistik

Serangan Iran Tembus Iron Dome, Indonesia Belum Siap Hadapi Serangan Rudal Balistik

JAKARTA, Beritafaktanew.com — Serangan balasan Iran ke Israel mengejutkan dunia. Rudal balistik Iran sukses menembus sistem pertahanan canggih Israel, Iron Dome. Beberapa bangunan penting di Tel Aviv dan Haifa dilaporkan hancur.

Fenomena ini memunculkan kekhawatiran di dalam negeri. Sejumlah pihak mempertanyakan kesiapan Indonesia jika menghadapi serangan rudal serupa.

Pengamat militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISSES), Khairul Fahmi, menilai sistem pertahanan udara Indonesia belum cukup kuat untuk menghadapi serangan dengan skala dan presisi seperti yang dilakukan Iran.

“Sistem pertahanan udara nasional kita masih bersifat terbatas, tersebar, dan belum terintegrasi penuh seperti Iron Dome, David’s Sling, atau Arrow milik Israel,” kata Fahmi, Jumat (27/6).

Saat ini, Indonesia mengandalkan National Advanced Surface to Air Missile System (NASAMS), hasil kerja sama Norwegia dan Amerika Serikat. Pembelian NASAMS dilakukan sejak 2017, dengan kontrak senilai 77 juta dolar AS.

NASAMS didukung radar dan sistem komando untuk mendeteksi dan mencegat sasaran udara seperti pesawat, drone, rudal udara-ke-darat, hingga rudal jelajah. Indonesia juga sudah melengkapi sistem ini dengan 200 rudal AIM-120C AMRAAM sejak 2021.

Namun menurut Fahmi, Indonesia belum memiliki sistem pertahanan berlapis (multi-layered integrated air defense system) yang mampu bekerja secara real-time dalam menghadapi serangan rudal balistik, rudal jelajah, atau drone swarm secara simultan.

“Pertahanan kita belum cukup untuk menghadapi serangan dengan kompleksitas seperti serangan Iran ke Israel,” tegasnya.

Fahmi juga mengingatkan, meski Indonesia tidak menghadapi ancaman langsung seperti di Timur Tengah, perkembangan teknologi senjata jarak jauh dan drone kini dapat diakses oleh negara kecil maupun aktor non-negara.

“Konflik masa depan bukan lagi hanya soal tank atau jet tempur, melainkan soal kecepatan, akurasi, dan serangan drone dalam koordinasi cyber-electronic warfare,” jelasnya.

Pemerintah, menurut Fahmi, telah mengambil langkah dengan memperkuat radar dan sistem pertahanan udara. Namun ia menilai Indonesia butuh peta jalan pertahanan udara nasional yang lebih menyeluruh dan berlapis, termasuk penguatan industri pertahanan dalam negeri.

“Di sinilah relevansi kebijakan Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong transformasi industri pertahanan nasional menjadi sangat penting,” tandasnya.

Sementara itu, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pidato resminya, mengklaim Iran telah menghancurkan Israel.

“Pikiran bahwa Iran bisa memberi pukulan sebesar ini tak pernah terlintas dalam benak mereka. Namun, inilah yang terjadi,” kata Khamenei, seperti dikutip laman resminya, Jumat (27/6).

Serangan Iran ke Israel bertajuk True Promise III, didominasi tembakan rudal jarak jauh yang berhasil menembus Iron Dome dan menghantam jantung pertahanan Israel di Tel Aviv. (Red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *