
Musi Banyuasin – Ir. H. Suharli M. Yamin menyampaikan kekecewaannya yang mendalam terkait penyelenggaraan Pekan Olahraga Provinsi (PORPROV) XV di Musi Banyuasin. Menurutnya, ajang ini jauh dari semangat pencarian bakat atletik, melainkan lebih condong sebagai ajang bisnis yang menguntungkan pihak-pihak tertentu.
“Ini bukan lagi pencarian bakat atletik, tapi ajang bisnis. Kenapa setiap ada PORPROV, tuan rumah selalu mendapatkan medali emas yang banyak?” ujar Suharli dengan nada kesal. Ia menduga ada praktik tidak sehat yang mempengaruhi hasil pertandingan.
Suharli juga menyoroti adanya biaya yang harus dikeluarkan jika ingin mengajukan protes terhadap hasil pertandingan. “Saya merasa kesal, mau protes saja kita harus bayar Rp. 10.000.000,” ungkapnya. Ia menilai hal ini sebagai bentuk pembungkaman terhadap suara-suara kritis yang ingin menegakkan keadilan dalam olahraga.
Suharli berharap keluhannya ini dapat didengar oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) RI agar ada evaluasi menyeluruh terhadap sistem penyelenggaraan PORPROV. “Semoga keluhan ini sampai ke Kemenpora RI, agar ada perbaikan dan PORPROV bisa kembali menjadi ajang yang benar-benar menjunjung tinggi sportivitas,” pungkasnya.


