Jakarta, Beritafaktanews.com– Tragedi kelam Gerakan 30 September 1965 (G30S/PKI) menorehkan luka mendalam bagi bangsa Indonesia. Tujuh perwira terbaik Angkatan Darat gugur secara keji dan kemudian dikenang sebagai Pahlawan Revolusi: Letjen Ahmad Yani, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen Siswondo Parman, Mayjen Suprapto, Mayjen D.I. Panjaitan, Brigjen Sutoyo Siswomiharjo, serta Lettu Pierre Tendean.
Namun di balik kehilangan besar itu, semangat perjuangan mereka tidak padam. Beberapa anak Pahlawan Revolusi memilih meneruskan jejak ayahnya di dunia militer, bahkan berhasil meraih pangkat tinggi dan menduduki jabatan strategis di tubuh TNI.
- Letjen TNI Agus Widjojo – Putra Brigjen Anumerta Sutoyo Siswomiharjo
Agus Widjojo lahir di Solo dan meniti karier panjang di militer. Ia pernah menjabat Kasdam Jaya, Komandan Sesko ABRI, hingga Wakil Ketua MPR RI periode 1999–2003. Kariernya berlanjut sebagai Gubernur Lemhannas. Tidak hanya itu, pada 2022 Presiden Joko Widodo melantiknya sebagai Duta Besar RI untuk Filipina.
- Letjen TNI Hotmangaraja Panjaitan – Putra Mayjen Anumerta D.I. Panjaitan
Sebagai prajurit Kopassus, Hotmangaraja Panjaitan membuktikan keteguhan darah pejuang. Ia pernah bertugas sebagai Atase Militer RI di Jerman, menjabat Pangdam IX/Udayana, serta dipercaya sebagai Sesmenko Polhukam. Tradisi pengabdian itu berlanjut pada generasi berikutnya, karena dua putranya, Abraham Sada Mangaradja Panjaitan dan Jeremia Sesa Mangaradja Panjaitan, juga memilih menjadi prajurit Kopassus.
- Letjen TNI Sugiono – Anak Angkat Mayjen Anumerta Siswondo Parman
Jenderal S. Parman memang tidak memiliki anak kandung, namun ia mengangkat Sugiono sebagai anaknya. Ikatan itu tak berhenti pada ranah keluarga, karena Sugiono pun menempuh jalan hidup yang sama dengan ayah angkatnya. Ia berkarier cemerlang di militer hingga menyandang pangkat Letnan Jenderal TNI.
Kisah tiga perwira tinggi ini menjadi bukti nyata bahwa warisan semangat Pahlawan Revolusi tetap hidup dalam generasi penerus. Mereka menjaga amanah pengabdian, melanjutkan perjuangan ayah dan pendahulunya, sekaligus menguatkan pesan bahwa pengorbanan tidak pernah sia-sia bagi bangsa dan negara.
(R01-R12-BFN)