Muara Enim, Beritafaktanews.com – Hidup berdampingan dengan tambang ilegal membuat warga Desa Sleman, Kecamatan Tanjung Agung, tak pernah benar-benar merasa tenang. Suara ledakan, debu pekat, hingga bayang-bayang razia aparat menjadi bagian dari keseharian mereka.
Namun, kisah muram itu perlahan berubah sejak PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menggulirkan program Transformasi Pertambangan Tanpa Izin (PETI) yang kini bertransformasi menjadi Desa Impian. Program ini mengajak masyarakat meninggalkan tambang ilegal untuk membangun ekonomi baru melalui agrikultur yang aman, berkelanjutan, sekaligus menyehatkan lingkungan.
Salah satu kisah sukses datang dari Tonidi, mantan penambang ilegal yang kini memimpin kelompok Budidaya Burung Puyuh Bangsal Pematang. Dengan dukungan pelatihan serta bantuan ribuan ekor puyuh dari PTBA, kelompok ini mampu menghasilkan 23–25 kilogram telur setiap hari yang dipasarkan hingga Tanjung Enim, Muara Enim, dan Baturaja.
“Bagi saya, ini angin segar. Akhirnya ada peluang pekerjaan yang lebih layak, aman, dan bermartabat,” ujar Tonidi.
Perjalanan dimulai Maret 2024 saat PTBA menyalurkan 200 ekor puyuh pertama. Melihat kesungguhan kelompok, bantuan ditambah menjadi 1.000 ekor, lalu 2.000 ekor lagi pada akhir 2024. Kini populasi kandang mencapai 3.000 ekor puyuh.
Setelah dipotong biaya pakan dan listrik, keuntungan bersih usaha ini cukup untuk memenuhi penghasilan setara UMR bagi anggota yang aktif. Dari 10 anggota kelompok, 4 orang mengelola penuh kandang, sementara lainnya membantu sesuai kebutuhan.
Tak hanya itu, budidaya puyuh juga membuka peluang rantai usaha baru. Kotoran puyuh dapat diolah menjadi pakan ikan, sehingga menciptakan sistem usaha yang saling terhubung dan berkelanjutan.
“Terima kasih kepada PTBA yang sudah mendukung kami. Harapan kami, budidaya puyuh ini bisa terus berkembang, menyerap lebih banyak tenaga kerja, dan membuat masyarakat benar-benar lepas dari tambang ilegal,” tutup Tonidi penuh optimisme. (R01-R12-BFN)