JAKARTA- Rakyat Indonesia menjerit, walaupun sudah merdeka namun rakyat belum merasakan apa-apa di karenakan sulitnya peluang mencari kerja.
Sudah tamat SMA atau SMK ataupun yang sederajat terus yang jenjang pendidikan lebih tinggi lagi, seperti di Perguruan Tinggi nyari kerja sulit.Saat pekerjaan sulit dicari, banyak orang yang ditawari untuk menyelami profesi lain. Misalnya sejumlah jurnalis yang ditawari pekerjaan di bidang Artificial Intelligence (AI).
Tawaran itu ditunjukkan untuk penulis berita, jurnalis foto dan reporter di Amerika Serikat (AS), ungkap laporan Niemanlab. Salah satunya adalah Carla McCanna yang merupakan lulusan Medill School of Journalism Northwestern University yang ditawari jadi pelatih model AI dari portal perekrutan Handshake untuk perusahaan bernama Outlier.
“Perekrut mengatakan bahwa keahlian saya sesuai dengan peran sebagai ahli penulisan dan bahwa saya akan melatih model AI untuk mengoptimalkan akurasi dan efisiensi,” ujar McCanna.
Keahlian tersebut adalah pengalaman di bidang jurnalistik, seperti menulis, penelitian dan pengecekan fakta.Pilihan Redaksi Fitur Baru WhatsApp Bawa Petaka, Terungkap Dari Dokumen InternalGeger “Surat Cinta” Melania Trump untuk Putin Diduga Ditulis AI McCanna diketahui pernah magang untuk The Dallas Morning News dan majalah bulanan D Magazine. Dia juga mendapatkan gelar master di bidang jurnalisme.
Namun untuk bekerja di bidang jurnalis cukup sulit didapatkan, bahkan banyak dari mereka harus kehilangan pekerjaan. Challenger, Gray & Christmas menyebutkan 5.000 orang di industri media kehilangan pekerjaan tahun lalu atau naik 59% dari tahun sebelumnya.McCanna sendiri mengaku tak punya pengalaman dalam pekerjaan dengan data, pembelajaran mesin atau industri technology. Namun dia tertarik dengan tawaran pekerjaan Outlier.
“Sementara saya mencari posisi jurnalis saat itu, [pekerjaan Outlier] ini sepertinya bagus, karena ini benar-benar jarak jauh dan gajinya bagus jika konsisten,” imbuhnya.
Selama beberapa bulan, akhirnya dia bekerja penuh waktu. Dia bisa mengantongi US$35 (Rp 569 ribu) per jam untuk proyek dalam platform tersebut.
“Banyak dari kami yang masih mencari pekerjaan. Tiga kali saya memberi tahu seseorang tentang pekerjaan saya, dan mereka berkata, tolong kirimkan ke saya,” katanya.
“Saat ini sangat sulit, dan banyak rekan-rekan saya yang mengatakan hal yang sama.”
15 pekerjaan terancam punah Sementara itu Forum Ekonomi Dunia (WEF) periode 2023-2027 mengeluarkan laporan soal profesi yang terancam punah. Setidaknya dalam periode tersebut 83 juta lapangan pekerjaan akan menghilang, karena perkembangan teknologi yang kian masif.
Riset Future of Work 2023 mengungkapkan 23% tenaga kerja di sejumlah industri akan berubah. Semuanya hanya terjadi dalam lima tahun saja.Salah satunya adalah industri media, hiburan dan olah raga. Sekitar 23% pekerjaan akan lenyap dan profesi baru akan muncul.
Sementara itu tren yang sama akan terjadi pada lebih dari 23% pekerjaan di bidang pemerintahan, komunikasi digital dan teknologi informasi, real estat, layanan keuangan, transportasi dan rantai pasok.
Berikut 15 pekerjaan yang terancam punah versi WEF hingga 2027: Teller bank Petugas posKasir dan loket Data entry Sekretaris dan administrasi Staf pencatat stok (stock-keeping) Staf akuntansi, pembukuan, dan payroll Legislator dan pejabat pemerintahan Staf statistik, asuransi, dan keuangan Sales door-to-door, pedagang kaki lima, dan penjual koran Satpam Manajer kredit dan pinjaman Penyelidik dan pemeriksa klaim Penguji software Relationship manager ( R-026/R-01 )