Muntok, Beritafaktanews.com – Laga final Bhayangkara Cup 2025 yang digelar di Lapangan Gelora Muntok, Jumat (27/6/2025), mencatatkan sejarah baru. Ribuan penonton memadati tribun dan sekeliling lapangan, menjadikannya pertandingan dengan jumlah penonton terbanyak sepanjang sejarah turnamen ini di Muntok, Kabupaten Bangka Barat.
Pertandingan yang mempertemukan Timdes Air Menduyung melawan Bhayangkara FC itu berlangsung dalam atmosfer meriah. Dentuman gendang, sorakan suporter, dan atribut warna-warni menghiasi sepanjang laga, menjadikannya tidak hanya kompetisi olahraga, tetapi juga pesta rakyat dalam rangka peringatan Hari Bhayangkara ke-79.
Kapolres Apresiasi Antusiasme Warga
Kapolres Bangka Barat, AKBP Pradana Aditya Nugraha, S.H., S.I.K., yang hadir langsung di lokasi melalui PS Kasi Humas IPTU Yos Sudarso, mengapresiasi tingginya semangat masyarakat.
“Ini pertandingan dengan jumlah penonton terbanyak dalam sejarah Bhayangkara Cup di Muntok. Antusiasme ini menunjukkan bahwa sepak bola adalah perekat sosial yang kuat di Bangka Barat,” ujarnya.
Turnamen ini, menurut Kapolres, menjadi salah satu bentuk nyata kehadiran Polri di tengah masyarakat, tidak hanya dalam tugas pengamanan, tetapi juga dalam menyediakan hiburan dan ruang interaksi yang sehat.
Penonton: Laga Paling Ramai Sepanjang Sejarah
Salah satu penonton, Rustam (52), warga Tanjung, menyebut laga final ini sebagai pertandingan paling ramai yang pernah ia saksikan.
“Baru kali ini saya lihat pertandingan seramai ini di Muntok. Atmosfernya luar biasa. Salut untuk Polres Bangka Barat. Semoga tahun depan lebih besar dan undang tim dari luar Bangka,” ujarnya.
Air Menduyung Keluar sebagai Juara
Dalam laga yang berlangsung sengit dan penuh strategi, Timdes Air Menduyung akhirnya keluar sebagai juara usai menundukkan Bhayangkara FC. Penampilan sejumlah pemain asing dan mantan pemain nasional turut memberi warna tersendiri dalam pertandingan tersebut.
Lebih dari Sekadar Turnamen
Penutupan Bhayangkara Cup 2025 menandai keberhasilan Polres Bangka Barat tidak hanya dalam menjaga kondusivitas wilayah, tetapi juga dalam membangun kebersamaan, sportivitas, dan semangat persatuan melalui olahraga.
“Ini bukan akhir, tapi awal dari tradisi baru menyatukan masyarakat lewat sepak bola,” pungkas IPTU Yos Sudarso. (Red)
